Disbursement merupakan salah satu elemen paling krusial dalam operasional finansial bisnis modern.
Ketika proses penyaluran dana dilakukan secara akurat dan efisien, perusahaan dapat menjaga cash flow tetap sehat, meminimalkan risiko fraud, serta meningkatkan kontrol finansial secara menyeluruh.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan disbursement? Apa saja jenisnya? Dan bagaimana perbedaannya dengan reimbursement?
Berikut penjelasan dishbursement terutama bagi perusahaan yang ingin mengoptimalkan proses pembayaran dengan OttoDigital.
Apa Itu Disbursement?
Dilansir Corporate Finance Institute, disbursement adalah proses penyaluran dana dari satu akun atau fund ke pihak lain. Istilah ini banyak digunakan di organisasi besar baik korporasi maupun lembaga NGO untuk menggambarkan setiap transaksi cash atau cash equivalent yang keluar dari perusahaan.
Contohnya, pengacara sering melakukan disbursement untuk nasabahnya, seperti pembayaran biaya pengadilan, laporan investigasi, atau layanan medis. Biaya tersebut kemudian akan diinformasikan kembali kepada klien untuk dilakukan reimbursement.
Dalam konteks bisnis, disbursement mencerminkan arus kas keluar termasuk pembelian inventory, pembayaran accounts payable, dividen, dan kewajiban finansial lainnya. Ketika arus kas masuk lebih besar dibanding total disbursement, perusahaan berada pada posisi positive cash flow. Sebaliknya, disbursement yang lebih tinggi dari pemasukan dapat menandakan potensi risiko likuiditas atau bahkan isu insolvency.
Setiap disbursement harus dicatat secara akurat dalam bookkeeping. Pencatatan ini meliputi tanggal transaksi, penerima pembayaran, tujuan, nilai debit/kredit, serta dampaknya terhadap saldo kas perusahaan.
Dengan pemahaman yang tepat dan sistem disbursement yang terkontrol, perusahaan dapat menjaga kesehatan arus kas, meningkatkan transparansi, dan meminimalkan risiko operasional. OttoDigital hadir untuk membantu bisnis mengotomasi proses disbursement agar lebih aman, terukur, dan efisien.
Jenis–Jenis Disbursement
Meskipun disbursement merujuk pada setiap pembayaran yang dilakukan menggunakan cash atau cash equivalent, beberapa jenis disbursement memiliki fungsi dan konteks khusus dalam proses accounts payable. Berikut lima tipe utama yang umum ditemui di operasional bisnis:
Cash Disbursement
Ini adalah pengukuran arus kas keluar yang benar-benar terjadi dalam perusahaan terpisah dari laporan laba rugi. Pembayarannya dapat dilakukan melalui cek, transfer bank, atau electronic funds transfer. Cash disbursement memberi gambaran real-time tentang likuiditas perusahaan.
Controlled Disbursement
Jenis disbursement ini hanya berlaku di perusahaan. Sesuai namanya, controlled disbursement memungkinkan bisnis mengatur pengeluaran secara harian untuk memaksimalkan bunga yang diperoleh. Aset dapat tetap ditempatkan di akun berbunga tinggi, sementara dana berbunga rendah digunakan untuk pembayaran jangka pendek.
Delayed Disbursement
Sering disebut juga remote disbursement, praktik ini memperlambat proses pembayaran dengan menggunakan cek dari bank yang berlokasi jauh. Di masa lalu, metode ini bisa menunda debit hingga lima hari kerja. Namun dengan electronic check, teknik ini sudah jarang relevan dan banyak ditinggalkan.
Baca Juga : Cara Sukses Membuat Referral Program yang Menarik di 2026
Disbursement Check
Setiap cek yang diterbitkan dari rekening bisnis untuk membayar vendor atau kebutuhan operasional disebut disbursement check. Istilah ini tidak digunakan untuk keuangan personal dan hanya berlaku untuk transaksi perusahaan.
Disbursement Voucher (DV)
Disbursement voucher digunakan sebagai dokumen otorisasi untuk pembayaran tunai kepada vendor, penggantian dana kecil (petty cash), atau kebutuhan disbursement khusus lainnya. Pada banyak perusahaan modern, proses ini sudah digantikan oleh sistem pembayaran digital yang menyediakan kontrol disbursement tanpa formulir fisik.
Manfaat Disbursement untuk Bisnis

Tanpa sistem disbursement yang rapi, bisnis akan selalu berhadapan dengan delay, biaya operasional tinggi, dan risiko kesalahan manusia (human error). Berikut manfaat strategisnya:
Efisiensi Operasional
Proses pembayaran yang biasanya memakan waktu berjam-jam bisa selesai dalam hitungan menit. Tidak perlu lagi input manual, cross-check berkali-kali, atau upload file berulang.
Mengurangi Human Error
Kesalahan angka, salah rekening, atau duplikasi pembayaran dapat diminimalisir dengan otomatisasi.
Transparansi & Tracking Real-Time
Bisnis dapat memonitor status transaksi (success/failed/pending) secara real time. Hal ini meningkatkan kontrol dan audit trail perusahaan.
Skalabilitas Tinggi
Semakin besar bisnis, semakin besar volume transaksi keluarnya. Disbursement memudahkan bisnis memproses ribuan hingga jutaan transaksi tanpa menambah tim.
Meningkatkan Kepuasan Vendor, Partner, dan Pelanggan
Pembayaran tepat waktu adalah kunci hubungan bisnis yang sehat. Hal ini pastinya meningkatkan kredibilitas untuk perusahaan.
Baca Juga : Churn Rate : Pengertian, Tipe, dan Cara Menguranginya
Bagaimana Cara Kerja atau Proses Disbursement?
Secara umum, disbursement adalah proses penyaluran dana yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber ke pihak yang berhak menerimanya. Aktivitas ini menjadi fondasi untuk menjaga stabilitas keuangan dan memastikan organisasi dapat terus mencapai target bisnisnya.
Ketika dilakukan dengan tepat, disbursement mendukung beragam aktivitas operasional mulai dari pembayaran vendor, settlement transaksi, hingga pendanaan program strategis yang pada akhirnya berkontribusi pada kelancaran ekosistem bisnis.
Dalam konteks keuangan perusahaan, disbursement merupakan elemen penting dalam pengelolaan arus kas. Baik Anda berada pada posisi yang menerima maupun menyalurkan dana, memahami mekanisme disbursement membantu memastikan proses keuangan berjalan efisien, aman, dan sesuai kebijakan internal.
Untuk itu, organisasi perlu memiliki pemahaman yang jelas terkait prosedur penyaluran dana, termasuk aspek keamanan, compliance, dan regulasi perpajakan yang berlaku. Pemahaman ini akan membantu memastikan bahwa setiap proses disbursement dikelola secara efektif dan mendukung keberlanjutan operasional perusahaan.
Jika Anda terlibat dalam pengelolaan disbursement, memahami prinsip, alur kerja, serta best practice akan membantu menjaga kesehatan finansial organisasi dalam jangka panjang.
Baca Juga : Black Campaign: Risiko, Dampak, dan Strategi Menghadapinya
Bagaimana Cara Melakukan Disbursement?
Ada dua cara utama:
1. Via Dashboard
Cocok untuk bisnis skala kecil–menengah. Anda tinggal upload file (CSV/XLS) berisi daftar pembayaran → sistem mengeksekusi semuanya sekaligus.
2. Via API
Cocok untuk bisnis besar dengan volume ribuan–jutaan transaksi.
Keunggulannya:
- Bisa dikirim otomatis lewat sistem internal
- Tidak perlu akses dashboard
- Bisa menggunakan queue system untuk volume besar
API disbursement biasanya digunakan oleh:
- Fintech lending
- Marketplace
- Ride-hailing
- Payment aggregator
- SaaS B2B
- E-commerce
Perbedaan Disbursement dan Reimbursement
Walaupun terdengar mirip, keduanya sangat berbeda:
| Disbursement | Reimbursement |
| Pembayaran dari perusahaan ke pihak luar (vendor, partner, pelanggan). | Penggantian biaya dari perusahaan kepada individu/karyawan. |
| Lebih luas dan mencakup pembayaran bisnis. | Terbatas pada penggantian biaya operasional. |
| Biasanya otomatis melalui API. | Biasanya manual atau melalui sistem reimbursement internal. |
| Contoh: pembayaran mitra, komisi, cashback. | Contoh: klaim perjalanan dinas, pembelian ATK. |
Perbedaan ini penting bagi bisnis, terutama dalam manajemen cash flow, kontrol anggaran, dan akurasi laporan keuangan. Untuk kebutuhan disbursement skala besar yang lebih efisien dan aman, solusi Payment Gateway dari OttoDigital dapat menjadi pendukung operasional Anda.
Contoh Disbursement dalam Dunia Bisnis
Berbagai industri menggunakan disbursement dalam konteks yang berbeda, namun prinsipnya tetap sama yaitu pencairan dana yang telah dialokasikan. Berikut beberapa contoh penerapan disbursement dalam operasional bisnis:
Pinjaman (Loans)
Disbursement terjadi ketika dana pinjaman yang disetujui masuk ke rekening peminjam. Dana tersebut otomatis didebit dari akun pemberi pinjaman dan dikreditkan ke akun penerima.
Pendidikan (Tuition)
Pada student loan Indonesia, pencairan dana dilakukan oleh lembaga pinjaman atau kampus atas nama mahasiswa. Notifikasi diberikan secara tertulis, mencakup jumlah dana dan tanggal efektif pencairan. Kampus juga dapat menyalurkan grant langsung kepada mahasiswa sebagai bentuk disbursement.
Klaim Asuransi (Insurance Claims)
Perusahaan asuransi melakukan disbursement untuk biaya perbaikan setelah adjuster memeriksa kerusakan properti atau kendaraan. Jumlah yang dibayarkan mengikuti ketentuan polis yang berlaku.
Operasional Bisnis (Business Operations)
Dalam arus kas, disbursement mencatat seluruh pengeluaran harian seperti pembayaran vendor, utilitas, hingga biaya operasional. Jika pengeluaran lebih besar dari pemasukan, ini menjadi indikator awal potensi masalah likuiditas atau insolvency.
Penarikan Dana Pensiun (Retirement Withdrawals)
Setiap pencairan dari akun pensiun dicatat sebagai drawdown. Ini merupakan bentuk disbursement yang mengurangi saldo investasi.
Controlled Disbursement
Layanan perbankan ini memberi perusahaan kontrol penuh atas jadwal pengeluaran harian. Dengan controlled disbursement, perusahaan dapat memaksimalkan bunga sebelum dana benar-benar didebit dari rekening.
Pembayaran ke Pihak Ketiga (Third-Party Payments)
Profesi seperti pengacara sering melakukan disbursement atas nama nasabah misalnya biaya pengadilan, jasa investigator, kurir, atau laporan ahli. Setiap pembayaran dicatat sebagai transaksi yang dapat ditagihkan kembali.
Tips Mengoptimalkan Proses Disbursement Perusahaan
Meskipun pengelolaan disbursement memiliki tantangan tersendiri, bisnis terutama UMKM dapat menerapkan beberapa best practice berikut untuk meningkatkan akurasi, keamanan, dan efisiensi:
Bangun Kontrol Internal yang Kuat
Penerapan kontrol yang tepat dapat meminimalkan risiko disbursement fraud. Cara paling efektif adalah melakukan segregation of duties memisahkan peran antara pihak yang meng-approve dan yang menjadwalkan pembayaran. Pemisahan ini mengurangi potensi kolusi dan memastikan setiap transaksi melalui proses verifikasi yang sehat.
Negosiasikan Payment Terms yang Fleksibel
Perusahaan perlu aktif berdiskusi dengan vendor untuk mendapatkan payment terms yang lebih menguntungkan. Sebagai contoh, jika standar net 30 dirasa terlalu ketat, negosiasikan net 45 atau net 60 agar arus kas lebih longgar dan menghindari biaya keterlambatan.
Gunakan Electronic Payments atau Wire Transfer
Dibandingkan cek manual, metode digital jauh lebih aman, cepat, dan mudah dilacak. Selain itu, pembayaran bisa dijadwalkan otomatis sehingga beban administratif tim Account Payable (AP) berkurang dan risiko human error semakin kecil.
Tetapkan Kebijakan dan SOP yang Jelas
Untuk mencegah fraud dan memastikan compliance, tim AP harus memiliki kebijakan yang tegas. Contohnya adalah verifikasi wajib untuk invoice, purchase order, dan bukti penerimaan barang/jasa sebelum pembayaran dilakukan. Dokumentasi yang rapi juga penting untuk memenuhi kebutuhan reporting dan standar audit internal.
Automasi Disbursement Bisnis Anda Bersama OttoDigital
Jika bisnis Anda membutuhkan sistem disbursement dengan Payment Gateway Indonesia yang cepat, aman, dan scalable, OttoDigital memberikan solusi lengkap:
✔ API Disbursement ke semua bank & e-wallet
✔ Dashboard lengkap untuk bulk payout
✔ Validasi rekening otomatis
✔ Monitoring status real time
✔ Biaya kompetitif untuk transaksi volume besar
✔ Cocok untuk fintech, marketplace, B2B SaaS, hingga enterprise
Bangun sistem pembayaran keluar yang lebih efisien dan modern bersama OttoDigital. Tingkatkan keakuratan, hemat biaya operasional, dan percepat alur transaksi bisnis Anda.
Hubungi OttoDigital sekarang dan mulai optimasi proses disbursement bisnis Anda.


