Harga mesin EDC sering menjadi pertimbangan utama bagi pelaku usaha di tengah tren pembayaran non-tunai.
Mesin ini sangat membantu dalam menerima pembayaran dengan cepat dan aman. Namun, sebelum membeli, penting untuk memperhitungkan biaya-biaya tambahan lainnya.
Jangan sampai Anda salah pilih dan justru menghambat perkembangan bisnis. Yuk, simak terus artikel ini sampai selesai untuk mendapatkan informasi lengkap dan tepat!
Harga Mesin EDC di Pasaran
Biaya mesin EDC bisa berbeda-beda, tergantung dari penyedia, jenis perangkat, fitur yang ditawarkan, serta model bisnis yang mereka gunakan.
Kisaran Harga dari Mesin EDC
Di pasaran, ada kisaran harga yang ditetapkan untuk membeli atau menyewa mesin EDC sesuai jenisnya. Di antaranya:
- Mesin Edc Konvensional dari Bank
Jenis mesin EDC yang menjadi milik bank konvensional biasanya tidak dijual bebas. Umumnya, Anda hanya bisa menyewanya dengan biaya bulanan tertentu.
Bank seperti BRI, BCA, Mandiri, dan BNI menyediakan layanan EDC untuk merchant mereka dengan sistem sewa.
- Mesin EDC yang Dimiliki Sendiri
Sedangkan untuk mesin EDC yang dimiliki sendiri, biasanya ditawarkan oleh perusahaan fintech atau retail seperti OttoPay, iSeller, atau Youtap.
Harga mesin EDC untuk kategori ini berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta, tergantung kelengkapan fitur yang ditawarkan.
Perbedaan Harga Berdasarkan Jenis Fitur
Adapun untuk perbedaan harga di pasaran juga dipengaruhi oleh jenis perangkat maupun fiturnya, seperti:
- EDC Portable
Mesin EDC ini biasanya lebih mahal karena dilengkapi konektivitas nirkabel seperti WiFi, Bluetooth, bahkan jaringan seluler.
- EDC Statis
Mesin EDC ini cenderung lebih murah dan cocok untuk usaha yang menetap di satu lokasi.
- Fitur Tambahan
Adanya tambahan fitur seperti dukungan QRIS, kartu contactless, NFC, serta integrasi POS, juga mempengaruhi nilai jual perangkat.
Biaya Lain yang Harus Diperhatikan
Selain harga perangkat EDC di awal, Anda juga perlu memahami berbagai biaya tambahan yang mungkin akan muncul:
- MDR (Merchant Discount Rate)
Ini adalah potongan otomatis dari setiap transaksi yang dilakukan melalui EDC. Umumnya, besaran MDR berkisar antara 0,7% hingga 3%, tergantung pada jenis kartu dan penyedia layanan. Untuk pembayaran via QRIS, biasanya MDR ditetapkan 0,7%.
- Biaya Sewa Bulanan (Jika dari Bank)
Jika Anda menggunakan mesin EDC yang disediakan oleh bank, biasanya akan dikenakan biaya sewa bulanan sekitar Rp50.000 hingga Rp150.000 per unit, tergantung pada bank dan jenis perangkat yang dipilih.
- Biaya Administrasi atau Integrasi
Beberapa penyedia layanan mungkin mengenakan biaya untuk instalasi, pelatihan, atau integrasi dengan sistem POS yang Anda gunakan. Ini penting untuk ditanyakan sejak awal.
Tips Memilih Mesin EDC yang Tepat
Agar tidak salah pilih, berikut beberapa tips memilih mesin EDC yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda:
- Sesuaikan dengan Skala Dan Jenis Usaha
Usaha kecil bisa memakai EDC portable yang mendukung kartu dan QRIS. Untuk restoran atau toko besar, pilih yang terintegrasi dengan POS agar transaksi otomatis tercatat. Untuk usaha mobile, utamakan mesin nirkabel dengan baterai tahan lama.
- Pilih Penyedia dengan Dukungan Teknis yang Responsif
Mesin rusak atau gangguan jaringan bisa mengganggu transaksi. Pastikan penyedia punya layanan pelanggan responsif, bantuan teknis cepat, dan unit pengganti jika mesin rusak.
- Pertimbangkan Integrasi QRIS dan Metode Pembayaran Digital Lain
Pilih mesin yang mendukung kartu debit/kredit (swipe, chip, tap), QRIS, dan e-wallet agar pelanggan punya banyak opsi bayar.
- Bandingkan Total Biaya, Bukan Hanya Harga Awal
Hitung biaya sewa, MDR per transaksi, dan biaya admin lainnya. Mesin murah belum tentu hemat jika potongan transaksinya besar.
Harga mesin EDC bervariasi berdasarkan fitur dan penyedia. Jadi, pastikan Anda memilih yang sesuai kebutuhan bisnis.
OttoDigital hadir dengan solusi EDC & QRIS modern, harga kompetitif, dan dukungan teknis handal.
Hubungi layanan pelanggan OttoDigital sekarang untuk kemudahan transaksi bisnis Anda!


